Ternyata Pangeran Fatahillah Berbeda Dengan Sunan Gunung Jati
Assalamualikum kawan, kali ini saya akan membahas mengenai Perbedaan sunan Gunung jati dengan Pangeran Fatahillah
Banyak yang mengatakn bahwa Panglima Fatahillah adalah Sunan Gunung Jati, padahal hal yang sudah dianggap benar oleh khalayak ini merupakan sebuah kesalahpahaman Sejarah walaupun memang antara Pangeran Fatahillah dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) terdapat sebuah keluarga hubungan keluarga. Hal yang membuat khalayak mengira bahwa Sunan Gunung Jati adalah Fatahillah akan anda temukan disini. Berikut pemaparan lebih jelasnya.
Pangeran Fatahillah adlah seorang panglima yang berasal dari daerah pasai, ketika daerah kekuasaan Pasai dan Malaka direbut oleh pasukan portugis, Pangeran Fatahillah melakukan perjalanan menuju jawa untuk membela kerajaan islam atau kesultanan yang ada di daerah Jawa setelah gugurnya Pati Unus (Abdul Qadir bin Yunus). Kesultanan Jawa yang dibantunya yaitu Kesultanan Demak, Cirebon, dan Banten. Nama Fatahillah sering disebut oleh bangsa portugis dengan Falthehan, Nama asli Fatahillah adalah Fadhlullah Khan.
Sedangkan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidaytullah Adalah anak dari Ulama Syarif Abdullah bin Nurul Alam bin Jamaludin Akbar. Sunan Gunung Jati adalah orang yang berketuruna ulama, sehingga Ia pun menjadi seorang Ulama Besar dan Muballigh. Bahkan, Sunan Gunung Jati masih memiliki garis keturuna dengan Imam Husyain, cucu dari Muhammad. Kakek buyut Sunan Gunung Jati, yaitu Jamaludin Akbar adalah seorang musafir yang melakukan perjalanan dari Gujarat, India bersama putra-putranya dan cucu-cucunya menuju daerah Asia Tenggara dan menjadikan Kampuche sebagai tempat perkumpulan yang besar.
Sultan Sepuh Cirebon juga mengkonfirmasi perbedaan 2 tokoh besar ini dengan menunjukkan bukti 2 makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung, sementara Fatahillah (yang menjadi menantunya dan Panglima Perang pengganti Pati Unus) dimakamkan di Gunung Jati.
Banyak yang mengatakn bahwa Panglima Fatahillah adalah Sunan Gunung Jati, padahal hal yang sudah dianggap benar oleh khalayak ini merupakan sebuah kesalahpahaman Sejarah walaupun memang antara Pangeran Fatahillah dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) terdapat sebuah keluarga hubungan keluarga. Hal yang membuat khalayak mengira bahwa Sunan Gunung Jati adalah Fatahillah akan anda temukan disini. Berikut pemaparan lebih jelasnya.
Pangeran Fatahillah adlah seorang panglima yang berasal dari daerah pasai, ketika daerah kekuasaan Pasai dan Malaka direbut oleh pasukan portugis, Pangeran Fatahillah melakukan perjalanan menuju jawa untuk membela kerajaan islam atau kesultanan yang ada di daerah Jawa setelah gugurnya Pati Unus (Abdul Qadir bin Yunus). Kesultanan Jawa yang dibantunya yaitu Kesultanan Demak, Cirebon, dan Banten. Nama Fatahillah sering disebut oleh bangsa portugis dengan Falthehan, Nama asli Fatahillah adalah Fadhlullah Khan.
Sedangkan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidaytullah Adalah anak dari Ulama Syarif Abdullah bin Nurul Alam bin Jamaludin Akbar. Sunan Gunung Jati adalah orang yang berketuruna ulama, sehingga Ia pun menjadi seorang Ulama Besar dan Muballigh. Bahkan, Sunan Gunung Jati masih memiliki garis keturuna dengan Imam Husyain, cucu dari Muhammad. Kakek buyut Sunan Gunung Jati, yaitu Jamaludin Akbar adalah seorang musafir yang melakukan perjalanan dari Gujarat, India bersama putra-putranya dan cucu-cucunya menuju daerah Asia Tenggara dan menjadikan Kampuche sebagai tempat perkumpulan yang besar.
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) |
Sultan Sepuh Cirebon juga mengkonfirmasi perbedaan 2 tokoh besar ini dengan menunjukkan bukti 2 makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung, sementara Fatahillah (yang menjadi menantunya dan Panglima Perang pengganti Pati Unus) dimakamkan di Gunung Jati.
Makam Fatahillah yang terletak di kompleks makam Sunan
Gunung Jati. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568, sedangkan Fatahillah wafat 2
tahun setelahnya.
Menurut Saleh Danasasmita sejarawan Sunda yang menulis
sejarah Pajajaran dalam bab Surawisesa, Fadhlullah Khan masih berkerabat dengan
Walisongo karena kakek buyutnya Zainal Alam Barakat adalah adik dari Nurul Alam
Amin (kakek Sunan Gunung Jati) dan kakak dari Ibrahim Zainal Akbar (ayah Sunan
Ampel) yang semuanya adalah putra-putra Syekh Maulana Akbar dari Gujarat,India.
Pada tahun 1568, Sunan Gunung Jati wafat, sedangkan cucu
beliau yang direncanakan untuk mengganti kedudukannya ( Pangeran Adipati
Cirebon ) justru telah meninggal lebih dahulu, oleh karena itu, Fatahillah
diangkat menjadi Sultan Cirebon dan masyarakat Cirebon sering menyebutnya
sebagai Sunan Gunung Jati II. Mungkin karena itulah orang sering keliru dan
beranggapan bahwa Fatahillah dan Sunan Gunung Jati adalah orang yang sama,
padahal mereka jelas berbeda. Perbedaan keduanya saya sajikan pada tabel berikut :
SUNAN GUNUNG JATI
|
FATAHILLAH
|
Terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah
|
Terlahir dengan nama Maulana Fadhillah
|
Lahir di Mesir/Champa tahun 1448
|
Lahir di Pasai tahun 1471
|
Putra Syarif Abdullah/sultan Mesir/Champa
|
Putra Mahdar Ibrahim ( Mufti kesultanan
Pasai)
|
Anggota majelis Walisongo generasi ke 3, 4
dan 5
|
Anggota majelis Walisongo generasi 4, 5 dan 6
|
Berusia 120 tahun
|
Berusia 99 tahun
|
Bergelar Kanjeng Sunan Jati Purbo Panetep
Panotogomo Auliya Alloh Kutubid Jaman Khalifatur Rosululloh, SAW
|
Bergelar Laksamana Khoja
Hasan/Fatahillah/Tubagus Pasai/Wong Agung Pasai/Sunan Gunung Jati II
|